Beranda News Cerita Adanya Penjajahan Operator Asing Bagi Warga Perbatasan

Cerita Adanya Penjajahan Operator Asing Bagi Warga Perbatasan

1365

Daerah perbatasan sering diisukan sebagai tempat yang sering disalahgunakan untuk penyelundupan. Karena merupakan serambi negara, daerah perbatasan dianggap sebagai tempat yang aman untuk menyimpan barang-barang selundupan.

sinyal operator seluler di perbatasan
sinyal operator seluler di perbatasan

Tidak hanya barang penyelundupan saja, tetapi juga termasuk barang-barang curian hasil laut. Namun terlepas dari isu-isu yang banyak beredar di masyarakat tersebut, warga yang tinggal di daerah perbatasan memiliki cerita-cerita tersendiri.

Salah satunya yaitu mengenai masalah jaringan, warga kerap mengalami gangguan jaringan yang cukup meresahkan dan juga merugikan. Bagaimana tidak, warga sering dibuat merasa tidak nyaman ketika sedang melakukan komunikasi menggunakan ponselnya.


Karena berada di daerah perbatasan, sangat besar kemungkinan sinyal operator dari negara tetanggalah yang tersambung. Akibatnya, warga perbatasan tersebut terkena roaming internasional. Dapat dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan dalam sekali telepon ataupun SMS.

Tidak heran jika hal tersebut cukup meresahkan warga perbatasan, terlebih lagi jika pulsa yang tersedot tidak hanya sedikit. Jika hal tersebut terjadi tidak hanya sekali ataupun dua kali maka akan memberikan kerugian yang cukup besar bagi warga perbatasan.

Hal tersebut juga dialami oleh salah seorang warga Desa Tanjung Karang, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yaitu Kaharuddin. Nunukan sendiri merupakan daerah yang letaknya tidak terlalu jauh dari Malaysia.

Akibatnya, Kaharuddin kerap menemukan pulsanya yang cepat habis karena terkena roaming internasional. Ia mengungkapkan bahwa dirinya baru saja mengisi pulsa sebesar 50 ribu rupiah.

Namun ketika digunakan untuk menelepon dalam waktu yang tidak terlalu lama, pulsanya tersebut sudah tersedot habis. Ia baru menyadari bahwa ponselnya telah dijajah oleh salah satu operator negara tetangga tersebut.

Kaharuddin sendiri menggunakan Telkomsel, salah satu operator jaringan yang banyak digunakan warga Indonesia. Sayangnya, karena beberapa sinyal operator tetangga lebih kuat maka sinyal dari Telkomsel sendiri sering mengalami gangguan.

Hal tersebutlah yang membuat ponselnya sering menangkap beberapa sinyal operator negeri Jiran. Beberapa sinyal operator Malaysia yang sering tertangkap ponsel warga perbatasan tersebut antara lain yaitu Maxis, Digi dan juga Celcom. Untungnya, gangguan yang menyebabkan keresahan dan kerugian warga perbatasan ini segera diatasi dengan baik.

Telkomsel telah menambah sejumlah BTS (Base Transceiver Station) di Sebatik, Nunukan. Sampai bulan Agustus 2015 ini, di daerah perbatasan tersebut terdapat 36 BTS. 36 BTS tersebut terdiri dari 13 BTS GSM (2G), 7 BTS DCS (2G) dan juga 16 BTS 3G. Yang lebih menarik lagi, beberapa diantaranya ditanamkan di dekat garis perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia.

Hal tersebut membuat warga perbatasan tidak lagi mengalami masalah jaringan ataupun terkena roaming internasional. Bahkan keluarga yang tinggal di Malaysia dapat menggunakan Telkomsel dengan sinyal yang cukup kuat. Daerah perbatasan sering diisukan sebagai tempat yang tempat untuk menyimpan barang selundupan. Kenyataannya warga perbatasan sering mengalami gangguan sinyal jaringan.


Rekomendasi: